Sebuah karya sastra sengaja dibentuk pengarang dengan pemilihan bahasa yang indah. Sebelum menciptakan sebuah karya sastra, dua hal berikut mesti dipertimbangkan yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang terkandung di dalamnya. Secara pengertian ada perbedaan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang harus diketahui setiap pengarang sehingga sanggup menghasilkan karya sastra yang indah.
Unsur intrinsik yaitu beberapa unsur yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Unsur intrinsik mencakup : tema, penokohan, alur, latar dan sentra pengisahan. Tema berkhasiat membantu pengarang semoga tak melenceng dari pembahasan utama. Tema merupakan apa yang sangat ditekankan. Dalam tema juga harus terkandung amanat atau makna yaitu pesan konkret yang terkandung. Kemudian penokohan, merupakan subyek rekaan yang terdiri dari tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu. Penokohan yaitu sebuah teknik untuk memunculkan tokoh lewat sifat yang dibuat. Penokohan analitik yaitu penokohan pribadi dari penulis. Kemudian ada penokohan dramatik sebagai bentuk penokohan yang dibentuk dari evaluasi tokoh lain. Ada lagi penokohan monolog berupa percakapan yang dilakukan tokoh dalam hati.
Pengertian alur sebagai unsur intrinsik yang sanggup disebut juga plot yaitu serentetan insiden dengan korelasi sebab-akibat untuk membentuk insiden utuh. Alur ini mencakup alur awal, alur tikaian, alur gawatan, alur puncak, alur leraian serta alur final sebagai puncak cerita. Pengaluran merupakan metode menyuguhkan alur. Pengaluran dalam sebuah karya sastra dibagi menjadi beberapa macam seperti pengaluran tunggal yang artinya cuma memiliki sebuah alur, lalu pengaluran ganda yaitu mengusung beberapa alur dalam sebuah cerita. Alur juga sanggup dilihat berdasarkan urutan waktunya yaitu alur lurus dengan urutan ke depan, dan alur tak lurus yang menyajikan kisah tak urut misalnya waktunya dicerikan maju lalu mundur.
Selanjutnya yaitu latar yang sanggup disebut juga seting kisah baik berupa setting daerah ataupun setting waktu. Latar sanggup dibedakan menjadi latar material sebagai citra latar alami, dan latar sosial sebagai citra mengenai tingkah-laku manusia. Pelataran merupakan cara menyuguhkan latar dalam suatu karya sastra. Terakhir yaitu sentra pengisahan yaitu kisah yang dikisahkan penulis. Pusat pengisahan ditentukan oleh bentuk penyajian cerita, akan tetapi lazimnya sentra pengisahan terdiri dari dua macam yakni pengisahan dengan penulis menjadi pelaku utama dan sentra pengisahan dimana penulis menjadi orang ketiga ataupun hanya sebagai pengamat saja.
Adapun unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terletak di luar karya sastra. Unsur ekstrinsik ini sanggup dipakai sebagai pembangun suatu karya sastra. Untuk itu pengarang menciptakan tinjauan lain yang akan mendukung terciptanya sebuah karya sastra. Bentuk unsur ekstrinsik tersebut misalnya : pemahaman mengenai sosiologi, psikologi, filsafat ataupun bidang keilmuan lain yang sanggup menunjang terciptanya sebuah karya satra.
Unsur intrinsik yaitu beberapa unsur yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Unsur intrinsik mencakup : tema, penokohan, alur, latar dan sentra pengisahan. Tema berkhasiat membantu pengarang semoga tak melenceng dari pembahasan utama. Tema merupakan apa yang sangat ditekankan. Dalam tema juga harus terkandung amanat atau makna yaitu pesan konkret yang terkandung. Kemudian penokohan, merupakan subyek rekaan yang terdiri dari tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu. Penokohan yaitu sebuah teknik untuk memunculkan tokoh lewat sifat yang dibuat. Penokohan analitik yaitu penokohan pribadi dari penulis. Kemudian ada penokohan dramatik sebagai bentuk penokohan yang dibentuk dari evaluasi tokoh lain. Ada lagi penokohan monolog berupa percakapan yang dilakukan tokoh dalam hati.
Pengertian alur sebagai unsur intrinsik yang sanggup disebut juga plot yaitu serentetan insiden dengan korelasi sebab-akibat untuk membentuk insiden utuh. Alur ini mencakup alur awal, alur tikaian, alur gawatan, alur puncak, alur leraian serta alur final sebagai puncak cerita. Pengaluran merupakan metode menyuguhkan alur. Pengaluran dalam sebuah karya sastra dibagi menjadi beberapa macam seperti pengaluran tunggal yang artinya cuma memiliki sebuah alur, lalu pengaluran ganda yaitu mengusung beberapa alur dalam sebuah cerita. Alur juga sanggup dilihat berdasarkan urutan waktunya yaitu alur lurus dengan urutan ke depan, dan alur tak lurus yang menyajikan kisah tak urut misalnya waktunya dicerikan maju lalu mundur.
Selanjutnya yaitu latar yang sanggup disebut juga seting kisah baik berupa setting daerah ataupun setting waktu. Latar sanggup dibedakan menjadi latar material sebagai citra latar alami, dan latar sosial sebagai citra mengenai tingkah-laku manusia. Pelataran merupakan cara menyuguhkan latar dalam suatu karya sastra. Terakhir yaitu sentra pengisahan yaitu kisah yang dikisahkan penulis. Pusat pengisahan ditentukan oleh bentuk penyajian cerita, akan tetapi lazimnya sentra pengisahan terdiri dari dua macam yakni pengisahan dengan penulis menjadi pelaku utama dan sentra pengisahan dimana penulis menjadi orang ketiga ataupun hanya sebagai pengamat saja.
Adapun unsur ekstrinsik yaitu unsur yang terletak di luar karya sastra. Unsur ekstrinsik ini sanggup dipakai sebagai pembangun suatu karya sastra. Untuk itu pengarang menciptakan tinjauan lain yang akan mendukung terciptanya sebuah karya sastra. Bentuk unsur ekstrinsik tersebut misalnya : pemahaman mengenai sosiologi, psikologi, filsafat ataupun bidang keilmuan lain yang sanggup menunjang terciptanya sebuah karya satra.